KRONOLOGI JATUHNYA PESAWAT ADAM AIR DI MAJENE
Jakarta - Tragedi jatuhnya pesawat AdamAir di perairan
Majene, Sulawesi Barat, terjadi lebih dari setahun lalu. Meski demikian
kemirisannya masih terasa hingga sekarang.
Pesawat Boeing 737-400
dengan nomor penerbangan DHI 574 yang melayani rute penerbangan
Surabaya-Manado telah siap di Bandara Juanda Surabaya pada Senin 1
Januari 2007. Pukul 05.59 UTC atau 12.55 WIB pesawat tersebut lepas
landas dengan mengangkut 102 orang.
Diperkirakan pesawat tersebut
mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 08.14 UTC atau 16.14
Wita. Namun tiba-tiba pesawat tersebut hilang kontak. Komunikasi
terakhir adalah pada pukul 15.07 WITA atau 07.07 UTC. Saat itu, diduga
pesawat naas ini berada di sekitar Rantepao, Tator.
"Pesawat
PK-KKW ini hilang dari pantauan radar pada ketinggian 35 ribu kaki,"
ujar Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam keterangan pers di Gedung Dephub,
Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (25/3/2008).
Rekaman
flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) baru
diketemukan dan diangkat pada 27 dan 28 Agustus 2007. Hasil analisa CVR
menunjukkan, pilot mengalami masalah navigasi, sehingga perhatiannya
terfokus pada permasalahan inertial reference system (IRS) setidaknya
selama 13 menit terakhir penerbangan.
Akibatnya, pilot Kapten
Revi Agustian Widodo dan kopilot Yoga hanya memberi perhatian minimal
pada flight requirement lainnya, termasuk identifikasi dan usaha
melakukan koreksi.
Saat terbang di ketinggian 35 ribu kaki, posisi autopilot adalah on. Untuk mempertahankan sayap pesawat tidak miring, autopilot menahan posisi stir kemudi aileron 5 derajat ke kiri.
Namun
pilot melihat posisi IRS di kiri dan kanan tidak sama, alias
menyimpang. Lalu kru memutuskan memindahkan IRS kanan dari posisi NAV
(navigation) ke posisi ATT (attitude). Hal semacam ini biasa dilakukan
saat di darat. Tetapi autopilot malah jadi off atau disengaged. Pesawat pun perlahan miring ke kanan.
Tet...
Tet... Tet... Terdengar alarm peringatan autopilot mati di ruang
kokpit. Tapi tak lama bunyi itu menghilang, diduga tidak sengaja
dimatikan oleh pilot dan kopilotnya. Perhatian mereka berdua terfokus
untuk mengoreksi IRS.
"Karena autopilot mati, seharusnya
dikemudikan secara manual oleh pilot. Namun mereka tidak sadar kalau
autopilot mati. Jadi pesawat terbang tanpa kendali," kata investigator
KNKT Mardjono.
"Bila IRS bermasalah, pesawat masih bisa terbang.
Apabila alat ini bermasalah, maka sebaiknya tidak usah diotak-atik dan
menghubungi tower bandara," imbuh Mardjono.
Tiba-tiba terdengar "bank angle" sebanyak 3 kali, yang merupakan peringatan bahwa pesawat telah miring ke kanan melewati 35 derajat. Ketika bank angle 100 derajat dengan pitch attitude mendekati 60 derajat nose down, pilot tidak berusaha memiringkan pesawat ke sisi sebaliknya untuk menyeimbangkan.
Tidak terdapat tanda-tanda kedua pilot dapat mengendalikan pesawat secara tepat dan seksama sesudah peringatan bank angle
berbunyi. KNKT menyebut, kecelakaan terjadi sebagai kombinasi beberapa
faktor termasuk kegagalan kedua pilot dalam intensitas memonitor
instrumen penerbangan, khususnya dalam 2 menit terakhir penerbangan.
Burung
besi itu pun meluncur ke bawah dengan kecepatan 330 meter per detik
atau sekitar 1.050 km per jam. Saat itu, pilot baru berusaha memegang
kendali pesawat secara manual.
Mereka belum menyadari kemiringan
pesawat lantaran kemiringan terjadi sangat perlahan, yakni 1 derajat per
detik. Kepanikan pun menyergap kedua pilot itu ketika menyadari pesawat
miring. "Jangan dimiringin, jangan dimiringan," teriakan terdengar dari
ruang kokpit.
Keduanya sempat membuka quick reference hand book yang tersedia pada chapter 11. Sayangnya mereka hanya membaca judul tanpa melakukan prosedur yang tertera dalam buku tersebut.
Upaya
mengendalikan pesawat terlambat dilakukan. Bahkan salah satu bagian
pesawat patah. Burung besi itu pun menghunjam ke perairan Majene dengan
kecepatan sangat tinggi. Di dalam air, pesawat itu pecah. Karena berat
jenisnya lebih besar daripada berat jenis air, serpihan pesawat banyak
yang tidak mengambang.
Saat itulah nyawa 85 orang dewasa, 7
anak-anak, 5 balita, 4 awak kabin serta pilot dan kopilotnya melayang.
Jasad mereka terkubur dalam laut.
LIHAT REKAMAN PILOT DAN CO-PILOT ADAM AIR LAINNYA:
http://www.youtube.com/watch?v=xyzyBgTFcpE&feature=youtu.be